Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Pulang #06

Sepenggal kenangan keenam: Sesuatu yang indah, kemudian tiba tiba menghilang pasti akan menimbulkan rasa sakit. Bolehkah aku mengulang rasa? Mengenang sisa kenangan bersamamu, ternyata menghilang darimu tidak menghilangkan rasa. Lewat pertemuan singkat, aku mampu mengingat kembali cerita kita. Cerita yang sedemikian rupa harus terselesaikan, bukan berakhiran indah melainkan sebuah hal yang terus menolak lupa. Sapaan itu, sapaan yang hampir setiap hari ku dengar. senyuman itu, senyuman yang hampir setiap hari ku lihat. Satu malam aku bertemu denganmu lewat mimpi, dan kini kita kembali bertatap muka. Beritahu aku, jika kini aku tak lagi berfantasi mengharapkan kau datang. Salam kerinduan Desi Dwiyanti.

Pulang #05

Sepenggal kenangan kelima: Mungkin memendam pilihan terbaik bagi hati yang tak pernah diingini. Mungkin pula, pergi menjauh adalah cara terbaik untuk membiasakan diri tanpamu. Kelihatannya sejauh ini yang mempertahakan hanya aku, iya aku kau enggan untuk mengatakan perasaan yang sebenarnya. Aku yang teralu mengharapkanmu untuk selamanya bersamaku akhirnya gugur pula akan harapan itu, namun tak apa. Aku cukup tahu diri dimana posisi ku masih menginginkanmu namun tak lagi kau inginkan. Tahu rasanya seperti apa? Sakit? Tentu saja. Dan jika nanti kau menemukan bahagiamu pada oranglain, ingatlah kita ditakdirkan bersama namun memilih tidak. Kita hnyalah 2 kemungkinan yang tidak akan menjadi mungkin.  Salam kerinduan, Desi Dwiyanti. 

Pulang #04

Sepenggal kenangan ke empat: Aku sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi, tapi ia selalu menghadirkan orang yang paling kita rindu tepat waktu. Aku berteman dengan sepi, menikmati sunyi nya rasa tanpa hadirmu. Memandangi layar ponsel dan berharap akan ada pesan darimu ternyata cukup mustahil ya, tak merubah pula. Aku pun berteman dengan bayangan, menikmati hadirmu dari balik angan dan mimpi. Meski tak lagi dalam kenyataan, aku masih bertemu dalam mimpi. Aku ingin tersenyum lagi seperti dulu, seperti saat kau jatuh cinta padaku. Namun aku naif, akulah bayang bayang paling semu dan kehilanganmu adalah kelemahanku Salam kerinduan Desi Dwiyanti .

Pulang #03

Mencintai sepertinya punya titik jenuh, dan yang bertahan dari kejenuhan akan menang dan mengalahkan yang bosan. Kau harus punya seni mempertahankan perasaan jika tidak, kau akan dihadapkan 2 pilihan: meninggalkan atau berujung tak bisa melupakan. Kemana rasa akan pergi ketika hati sudah lelah untuk mencintai? Kehati yang lain? Atau mati dibunuh rasa sepi? Salam kerinduan,  Desi Dwiyanti. 

Pulang #02

Sepenggal kenangan kedua: Hai, apakabar? Sudah lama ya kita gak ketemu, ditambah karena social distancing jadi semakin kecil kemungkinan untuk bertemu. Aku tahu, seharusnya aku sudah melanjutkan kehidupan kembali bukan menangisimu lagi. Tapi maaf memang adanya begitu, kamu membuatku mencintaimu dengan sangat, tak ada sedikitpun rasa benci setelah perpisahan itu. Aku pun sadar, saat itu mungkin Kita tak pernah diberi ruang untuk bercerita sedikit waktu justru untuk bertengkar. Kamu telah membuatku jauh lebih baik, terimakasih. Jika suatu saat kau menanyakan rasa apakah aku masih mencintaimu jawabannya adalah: ia aku masih mencintaimu sejak pertemuan awal kita Salam kerinduan,  Desi Dwiyanti.